PERNIKAHAN WANITA HAMIL KARENA ZINA DALAM PERSPEKTIF SOSIO KULTUR MASYARAKAT PANGKALAN KOTO BARU

Penulis

  • Ariman Universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Aldo Fernando Universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Kata Kunci:

Perkawinan, Hamil, Zina

Abstrak

Perkawinan merupakan ketentuan Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasul-Nya. Institusi perkawinan ini merupakan sarana yang sah bagi manusia untuk memenuhi fitrahnya baik itu terkait dengan pemenuhan kebutuhan biologisnya, meneruskan keturunan, maupun memperoleh status dalam pranata sosialnya. Hal ini semakin meneguhkan bahwa manusia sebagai makhluk paling mulia dan berperadaban. Oleh karena itu, di dalam hukum Islam terdapat berbagai ketentuan perkawinan sebagai refleksi mulianya sebuah perkawinan dan tujuannya. Pernikahan wanita hamil karena zina yang terjadi secara repetitif pada masyarakat Pangkalan Koto Baru menunjukkan persoalan hukum dan problem sosial yang mengancam tujuan dan keluhuran institusi pernikahan. Realitas kepermisifan masyarakat yang ditunjukkan melalui pola interaksi sosial terhadap persoalan pernikahan hamil karena zina merefleksikan gejala pergeseran nilai yang kontradiktif terhadap pembinaan hukum. Oleh karena itu, hal-hal tersebut menjadi kajian penelitian yang akan dibahas pada tesis ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisa data deduktif yakni temuan-temuan yang diperoleh dari lapangan selanjutnya dianalisis dengan teori-teori yang relevan dengan persoalan yang diteliti sehingga dapat diperoleh kesimpulan umum. Dengan demikian, realitas perkawinan hamil karena zina yang terjadi di Kecamatan Pangkalan Koto Baru akan dianalisis menggunkan teori-teori hukum perkawinan Islam, maupun hukum formal di Indonesia serta perspektif sosio kultural masyarakat yang hidup dan berkembang pada masyarakat Pangkalan Koto Baru. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa dampak kasus perkawinan hamil karena zina yang terjadi secara repetitif di Kecamatan Pangkalan Koto Baru menunjukkan adanya bentuk permakluman yang merefleksikan pergeseran persepsi sosio kultural masyarakatnya terhadap persoalan pernikahan wanita hamil karena zina. Realitas tersebut merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam konteks hukum sebagai pengendali sosial. Hal ini berpengaruh terhadap upaya penangulangan persoalan perkawinan hamil ini. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh pranata sosial yang ada kurang merepresentasikan upaya yang komprehensif dan sistematis. Oleh karena itu, rekonstruksi paradigma masyarakat terhadap persoalan perkawinan hamil karena zina merupakan hal penting dalam rangka mendudukkannya sebagai permasalahan serius yang harus mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Marriage is a condition given by Allah and exemplifed by His Rasul as a way for human to fulfill his need. At a certain institution, a marriage is done in order to fulfill humans’s biological need, to maintain his descendants and to obtain social status legally. That proves that human is the noblest and most humane Good creation. Therefore, Islam sets rules for marriage that represents how noble the marriage and the purpose are. Married by accident which happens repeatedly in society of Pangkalam Koto Baru turn to law and social problem which to threaten the purpose and nobleness of marriage. By the fact is tolerating of married by accident reflect on indication of precious displacment that is contradictory to development of law. Therefore, that is to object research in this thesis. This is a qualitative descriptive research in which the object is the marriage of pregnant women due to freesex happening in Pangkalan koto Baru in a prerspective of social cultural of its society. The technique used in this research is deductive technique in which all findings are analyzed by using relevant theories to draw conclusion. So, the married by accident in Pangkalan Koto Baru district will be analyzed by using marriage laws applied by Islam as well as by government, also the social cultural of the society including norms and customs held by the society of Pangkalan Koto Baru. The data resources of this research is any people in the society that can represent the society Pangklan Koto Baru. Based on this research, it is shown that married by accident which happens repeatedly in Pangklan Koto Baru turns to something tolerable. It proves that there has been a change in the society’s social cultural perception which actually contradicts with the law as the social control. It pertinently affects ways to get over the problem. Ways done so far by the society to overcome the problem is considered less comprehensive and systematic. The non-existence of law related to the marriage pregnant women as one of the impediments to succeed the objectives. This condition is supposed to be ableto be anticepated by all norms held in the society. Therefore, there must be a mindset revolution that puts this problem as something serious and urgent which needs immediate resolution.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30